1. HIV/AIDS
Penambahan angka penderita HIV/AIDS sebenarnya bisa dicegah.
Infeksi awal HIV/AIDS tidak memiliki gejala sehingga banyak
orang tidak tahu sudah terinfeksi virus tersebut. Itu sebabnya HIV menjadi
penting. Jika Anda aktif secara seksual dengan lebih dari satu pasangan atau
ada alasan Anda kemungkinan terpapar HIV pada masa lalu, sebaiknya lakukan
skrining.
2. Gonorea
Merupakan jenis PMS yang tidak mudah hilang. Pada pria,
gejala GO termasuk nanah pada saluran kemih dengan rasa panas saat berkemih.
Gonorea yang tidak diobati atau ditangani dengan baik bisa menyebabkan
epididimitis, yaitu kondisi menyakitkan pada buah pelir dan bisa menyebabkan
kemandulan.
Pada perempuan, GO merupakan penyebab utama penyakit radang
panggul dan seperti klamidia, bisa menimbulkan infertilitas. GO membuat
seseorang 3-5 kali kemungkinannya mengalami HIV.
3. Klamidia
Meskipun tidak menunjukkan gejala, klamidia dapat
menimbulkan peradangan testikel, prostat, maupun uretra. Konsekuensi bagi
wanita lebih serius lagi. Infeksi yang tidak ditangani menjadi penyebab utama
penyakit radang panggul, kehamilan ektopik, dan beberapa kejadian infertilitas.
Meski hampir satu juta kasus klamidia di AS didiagnosis
tahun 2005, para ahli memperkirakan bahwa sebenarnya terdapat 2,8 juta kasus
baru setiap tahunnya. Artinya, dua dari tiga orang yang terinfeksi klamidia
tidak tahu mereka memilikinya dan bisa menularkan kepada orang lain.
Penelitian menunjukkan, 1 dari 8 perempuan yang ditangani
untuk masalah klamidia mengalami infeksi kembali dalam waktu setahun.
4. Virus Herpes Simpleks (HSV-2)
HSV-2 diduga yang menyebabkan sakit herpes genital mulai
menurun (hanya saja kondisi ini di Indonesia tidak diketahui). Di AS, dari tes
darah terhadap orang dewasa usia 48 tahun dan lebih muda, virus itu berkurang
secara dramatis 19 persen dalam 10 tahun terakhir.
5. Human Papillomavirus (HPV)
Virus itu diketahui sebagai penyebab kanker leher rahim
(serviks). HPV juga menyebabkan kutil genital dan meningkatkan risiko kanker
pada penis dan anus pada pria. Jutaan pria membawa virus tersebut dan berisiko
menularkan kepada pasangan seksualnya.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC),
lebih dari 6 juta orang AS terinfeksi HPV setiap tahun. Dalam survei, 48 persen
pria yang datang ke klinik, hasil tes HPV-nya positif. Angka itu sekitar 8
persen dari populasi pria secara umum.
Vaksin baru terbukti efektif mencegah infeksi HPV. Pada
tahun 2006, CDC merekomendasikan agar vaksin secara rutin diberikan kepada
perempuan saat usia 11-12 tahun.
Komite praktisi imunisasi (ACIP) merekomendasikan vaksinasi
bagi perempuan mulai usia 9 tahun. Rekomendasi itu menimbulkan kontroversi,
tetapi bisa menyelamatkan hidup. Terlebih karena HPV merupakan penyebab utama
kanker serviks pada perempuan.
6. Sifilis
Untunglah, obat efektif untuk mengatasi sifilis telah
ditemukan. Pencegahan penyakit itu belum terbukti mudah. “Tingkat sifilis telah
bertambah selama lima tahun berurutan,” ujar Jennifer Ruth, juru bicara CDC.
Tahun 2004-2005 saja tingkat sifilis nasional meningkat lebih
dari 11 persen. Di antara pria, risikonya melonjak 70 persen dalam lima tahun
terakhir. Sifilis yang tidak ditangani dengan baik bisa merusak otak, sistem
kardiovaskular, dan organ dalam tubuh. Lebih dari itu, memiliki sifilis berarti
meningkatkan bahaya terinfeksi HIV/AIDS setidaknya 2-5 kali lipat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Diharap komentarnya sesuai dengan isi blog,dan diharap di dalam komentarnya tidak menyertakan link.Komentar yang berisi URL/Link pada kotak komentar akan di hapus atau dilaporkan sebagai tindakan SPAM.