1. Beri kesan kesalahan Sobat lebih besar daripada yang
dilakukan penjahat mana pun.
Hindari meminta maaf disertai pembelaan diri yang menyatakan
bahwa yang Sobat perbuat itu sebenarnya bukan masalah besar. Atau mengatakan
bahwa Sobat tidak bermaksud melakukannya serta menambahkan pernyataan bahwa
pasangan saja yang bersikap berlebihan. Ini hanya akan memancing argumentasi selanjutnya,
bukannya penyelesaian masalah. Lebih baik, cukup katakan bahwa Sobat sadar
telah melakukan kesalahan besar. Atau menyatakan bahwa seharusnya Sobat tidak
melakukan hal itu.
2. Sertai permintaan maaf dengan alasan mengapa Sobat
berbuat salah.
Jika Sobat hanya berkata, “Maaf ya, aku lupa kita sudah
janji mau nonton”, kalimat ini kesannya menggantung dan bisa membuka ruang
untuk insiden saling menyalahkan berikutnya. Sebaiknya kalau Sobat benar-benar
ingin minta maaf, jelaskanlah alasan Sobat. Kenapa Sobat sampai lupa janji mau
nonton dengan pasangan, misalnya karena Sobat sudah terlanjur pergi bersama
teman dan tidak bisa pulang begitu saja.
3. Hindari menambahkan kata “tapi” setelah meminta maaf.
Kata yang satu ini dapat menghancurkan seluruh kalimat tulus
yang sebelumnya Sobat ucapkan. Sebab, kata “tapi” menyiratkan bahwa Sobat
sebenarnya tidak merasa sebegitu bersalahnya dan menganggap pasangan juga
memiliki kesalahan yang sama beratnya.
4. Berikan kata maaf, bukan hadiah.
Tidak ada yang dapat menggantikan kata-kata tulus dalam
meminta maaf. Tidak ada gunanya merayu pasangan dengan membelikan benda
kesayangannya. Bahkan tak jarang barang pemberian Sobat ini dianggap sebagai tSobat
bahwa Sobat tidak paham di mana letak kesalahan, yang penting minta maaf dan
selesai. Jika memang Sobat ingin memberi hadiah, lakukanlah nanti setelah
perdamaian telah tercipta. Ini akan lebih dihargai oleh pasangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Diharap komentarnya sesuai dengan isi blog,dan diharap di dalam komentarnya tidak menyertakan link.Komentar yang berisi URL/Link pada kotak komentar akan di hapus atau dilaporkan sebagai tindakan SPAM.